Ketemu lagi sama admin Rinc
yang selalu khilaf di sini. Kebanyakan khilaf yang nggak bermutu dan pada
akhirnya dosa kalian menumpuk? Mending baca novel aja yuk (^_^). Setelah Admin
Rinc melihat balapan keong, admin Rinc sadar bahwa keong tidak secepat motor,
yang artinya kalau admin Rinc mungkin untuk sementara saat harus tobat terlebih
dahulu. Kenapa? Karena Admin Rinc ingin menghemat persediaan kuota dulu. Jujur
saja, admin Rinc kalau khilaf itu nggak tanggung tanggung nggak seperti
khilafer lainnya. Kalau admin Rinc khilaf, admin Rinc ini langsung Auto Sok
Sultan, Streaming lah maksudnya (0-0). Takutnya kalau download tuh video
menginspirasi, bisa bisa kepergok TNI karena telah melakukan khilaf tanpa
mengajak nobar orang lain. Dan karena Admin Rinc sedang tobat sementara karena
memperingati hari Anti-khilaf sedunia, maka untuk pertama kalinya mimin
memberikan sebuah Review kepada para khilafer supaya diberikan jalan yang lurus
karena kalau belok belok maka otomatis takutnya om sleeding set***(tidak boleh
menyebutkan merek, khilafer...) nabrak tiang bendera dan menyebabkan benjolan
sebesar polisi tidur.
Okeh, khilafer, sebelum memulai
pertobatan kali ini, alangkah baiknya kalau kalian nonton film tobat di
Indosiar setiap hari, dari terbitnya matahari sampai terbenamnya kapal feri.
Sebelumnya untuk para Sobat MSG yang membaca artikel ini, akan saya panggil
para khilafer ya, jadi jangan tersinggung, karena barang siapa yang tersinggung
maka ia belum bisa tobat ke arah yang benar. Ya, kali ini Admin Rinc akan me-Review
sebuah novel dari Tereliye, pencipta novel terkenal mulai dari zaman purba
sampai zaman micin ini. Novelnya berjudul, Ayahku (Bukan) empat mata
Pembohong. Berikut ini merupakan Ulasan, Identitas Buku, dll. Menurut MS Guild
Indonesia terutama menurut Admin Rinc.
Judul : Ayahku (Bukan) Pembohong
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan : April
2011
W
W O
W ---à (Efek dari kegabutan kids jaman now yang
belum tersleeding kak setor)
W
Okeh sekarang
saatnya untuk menulas dan memberikan penilaian terhadap novel yang tergolong
dalam sad ending, jujur saja Admin Rinc ini adalah maniak sad ending. Bisa bisa
membabi buta kalau melihat film ataupun membaca komik dan novel yang sad
ending. Dulu pernah Admin Rinc melihat film sad ending pertama mimin(apalah
judulnya lupa mimin *o*). Besok harinya mimin langsung sakaw akut stadium akhir
dan mengunci kamar karena galaunya bukan main. Menurut mimin sad ending itu
seperti jeruk nipis, kecut tetapi enak dan menyehatkan. Ataupun bisa
diibaratkan layaknya mandi pake air dingin nggak pakai sabun, pasti nggak akan
bersih badanmu (trus hubungannya apa anjir 0_0). Ya, berikut penilaian buku ini
menurut mimin Rinc.
Jujur menurut
mimin Rinc, masih ada beberapa kekurangan dan tentu ada kelebihannya juga, yang
akan mimin bahas satu per satu menjadi bukit. Hokeh, untuk yang pertama kali
mimin akan nilai yaitu kekurangannya dahulu, eits... jangan salah para
khilafer, mimin sedang tidak khilaf, jadi untuk kelebihannya mimin akan
jelaskan di akhiran nanti. Ya berikut ini merupakan kekurangan dari novel ini.
Pertama, dalam
novel ini, penceritaannya antara fantasi dengan kenyataan bercampur yang
mengakibatkan pembaca terkadang menjadi sulit menggunakan akal sehatnya untuk
mengetahui kebenaran yang ada atau mungkin bisa dikatakan bahwa, antara
penceritaan yang memakai akal sehat yang sesuai logika di dunia nyata bercampur
dengan fantasi yang diciptakan penulis terkadang yang membuat reputasi novel
ini dianggap buruk oleh sebagian pembaca. Contohnya tentang penjajah dan suku
penguasa angin, di dalam salah satu kisah ayahnya, ayah dam pernah bercerita
bahwa saat ia berpetualang ia pernah bertemu suku penguasa angin yang dapat
menaiki layang layang yang dimana kondisi itu merupakan bagian fantasi yang
diberikan penulis, hingga teman dam saat berada di universitas gajah juga meragukan kebenaran apa yang disampaikan oleh ayah dam. Tetapi, hal yang seharusnya mustahil itu dibuat menjadi kenyataan dan terjadi oleh ayah dam oleh sang penulis. Hal inilah yang menjadi kekurangan buku ini dari segi cerita. Sebenarnya ini tergantung dari para persepsi pembaca, apakah ini
merupakan kekurangan ataupun kelebihan, tetapi dalam kasus ini mimin Rinc
menggolongkannya dalam golongan kekurangan.
Kedua, alurnya
yang maju mudur mungkin akan membingungkan beberapa pembaca terutama untuk para
pembaca yang masih berada di bawah umur. Perlu pemahaman lebih dalam memahami
apa yang sedang terjadi saat itu.
Ketiga, mungkin ini kurang Unfaedah ya penilaiannya tetapi memang benar ini kenyataannya. Jujur sinopsisnya terlihat sungguh membosankan, padahal menurut mimin, isi ceritanya secara keseluruhan sungguh menarik. Ibaratnya ingin membaca dulu, pasti hal yang dilihat utama adalah kovernya dulu bukan? Mimin membuat hal ini menjadi kekurangan karena mimin pernah di pihak kalian. Mimin pernah hanya membaca sinopsisnya saja membosankan untung saja mimin paksa untuk membacanya dan akhirnya ketagihan karena jujur menarik.
Keempat, pengenalan nama tokohnya di awal kurang, hanya di katakan bahwa tokoh utama namanya Dam, entah nama panjangnya siapa. itulah yang menurut mimin kurang karena tak hanya Dam, tokoh lain juga demikian. contohnya orang tua Dam yang hingga saat ini mimin tak tahu namannya.
Ketiga, mungkin ini kurang Unfaedah ya penilaiannya tetapi memang benar ini kenyataannya. Jujur sinopsisnya terlihat sungguh membosankan, padahal menurut mimin, isi ceritanya secara keseluruhan sungguh menarik. Ibaratnya ingin membaca dulu, pasti hal yang dilihat utama adalah kovernya dulu bukan? Mimin membuat hal ini menjadi kekurangan karena mimin pernah di pihak kalian. Mimin pernah hanya membaca sinopsisnya saja membosankan untung saja mimin paksa untuk membacanya dan akhirnya ketagihan karena jujur menarik.
Keempat, pengenalan nama tokohnya di awal kurang, hanya di katakan bahwa tokoh utama namanya Dam, entah nama panjangnya siapa. itulah yang menurut mimin kurang karena tak hanya Dam, tokoh lain juga demikian. contohnya orang tua Dam yang hingga saat ini mimin tak tahu namannya.
Hmm... sudah kali
ya kekurangan yang ada. Oh ya!! mungkin ini bisa menjadi kekurangan yang
selanjutnya dan ini merupakan opini dari mimin Rinc ya, jadi jangan ajak mimin
Rinc tawuran, karena jelas mimin Rinc akan kalah dong (0-0). Mungkin untuk
kekurangan selanjutnya adalah kurangnya komedi dalam novel ini, inilah yang
membuat beberapa pembaca terkadang menjadi bosan. Isinya terlalu kaku, terlalu fokus pada permasalahan. Jadi menurut mimin Rinc tidak
ada salahnya jika mimin mengomentari tentang unsur komedinya di dalam buku ini
dong (0-0)
Okeh, Ekhem....
untuk selanjutnya mimin akan membahas tentang kelebihan apa saja yang berada di
novel yang satu ini. Sekali lagi mimin katakan, bahwa semua Review yang ada
adalah semata mata untuk membuat kalian, para khilafer bertobat terhadap jalan
yang sesat.
Pertama, dari segi bahasanya, novel ini tergolong novel ringan, mudah dipahami. Jujur mimin <RINC_> mudah sekali memahami isi yang disampaikan oleh sang penulis. Tak bisa dipungkiri bahwa hampir semua novel tere-liye bahasanya mudah dipahami.
Kedua, cerita ini menurut mimin <RINC_> tergolong dalam cerita yang bagus. Alurnya tak mudah ketebak diluar dari semua kekurangan yang ada. Bahkan berakhir dengan sangat indah.
Ketiga, Cerita ini tidak begitu memuat konflik percintaan yang berbelit belit. Karena itu cerita ini mungkin layak bagi mereka yang tergolong remaja. Karena isi dari cerita ini lebih mengajarkan tentang definisi dari apa itu kekeluargaan dibanding dengan konflik percintaan.
Keempat, perubahan sifat tokoh dam dijelaskan dengan detail dan bahkan pengembangan cerita benar benar menarik. Semua menunjukkan kejadian tokoh dam sehari hari. Di dalam buku ini proses demi proses mulai dari Dam di masa lalu yang menyukai ayahnya dijelaskan dengan baik hingga menjadi Dam yang membenci cerita ayahnya.
Kelima, bisa sukses membuat para pembaca greget. Jujur mimin pernah greget membaca novel ini. Ada satu kejadian yang benar benar membuat mimin greget yaitu saat Dam menonton sepak bola si kapten, dan berniat bertemu dengannya namun pada saat sudah sangat dekat sekali dihentikan oleh ayahnya Dam.
Pertama, dari segi bahasanya, novel ini tergolong novel ringan, mudah dipahami. Jujur mimin <RINC_> mudah sekali memahami isi yang disampaikan oleh sang penulis. Tak bisa dipungkiri bahwa hampir semua novel tere-liye bahasanya mudah dipahami.
Kedua, cerita ini menurut mimin <RINC_> tergolong dalam cerita yang bagus. Alurnya tak mudah ketebak diluar dari semua kekurangan yang ada. Bahkan berakhir dengan sangat indah.
Ketiga, Cerita ini tidak begitu memuat konflik percintaan yang berbelit belit. Karena itu cerita ini mungkin layak bagi mereka yang tergolong remaja. Karena isi dari cerita ini lebih mengajarkan tentang definisi dari apa itu kekeluargaan dibanding dengan konflik percintaan.
Keempat, perubahan sifat tokoh dam dijelaskan dengan detail dan bahkan pengembangan cerita benar benar menarik. Semua menunjukkan kejadian tokoh dam sehari hari. Di dalam buku ini proses demi proses mulai dari Dam di masa lalu yang menyukai ayahnya dijelaskan dengan baik hingga menjadi Dam yang membenci cerita ayahnya.
Kelima, bisa sukses membuat para pembaca greget. Jujur mimin pernah greget membaca novel ini. Ada satu kejadian yang benar benar membuat mimin greget yaitu saat Dam menonton sepak bola si kapten, dan berniat bertemu dengannya namun pada saat sudah sangat dekat sekali dihentikan oleh ayahnya Dam.
Singkat Cerita :
Dam, adalah seorang
anak yang lahir dari keluarga sedehana dan bersahaja. Ia dibesarkan dengan
dongeng-dongeng Ayahnya. Ayah yang dikenal terlalu jujur. Dan dongeng-dongeng
itu bercerita tentang perjalanan Ayah mencari makna bahagia di
dunia ini.
Dam tumbuh dengan
pemahaman berbeda. Dongeng Ayah Dam berhasil membentuk karakter Dam dengan
baik. Meski tak jarang Ia bertengkar dengar Jarjit, karena Jarjit
mengolok-oloknya dengan sebutan keriting dan pengecut. Dan cerita Sang Kapten,
pemain bola kesayangannyavmembuat Dam lebih berbesar hati pada setiap hal yang
diucapkan Jarjit. Ayahnya bercerita bahwa Ia pernah bertemu dengan Sang Kapten
dan menyaksikan Sang Kapten kecil yang berlatih dengan bola kasti kumal yang
ditemukan di tempat sampah.
Dam tak pernah
menceritakan dongeng Ayahnya kepada siapapun. Ia mengingat pesan Ayahnya bahwa cerita
itu adalah rahasia antara Ia dan Ayahnya. Hanya Taani, yang ia percaya untuk
mendengar cerita hebat Ayahnya. Hingga suatu hari Taani membuat semua orang di
sekolah Dam mengetahui bahwa Ayah Dam mengenal Sang Kapten, pemain sepak bola
nomor satu. Semua teman dan Guru berebut ingin mendengar cerita Dam dan
menitipkan barang agar nanti di tandatangani saat Sang Kapten mengadakan
kunjungan ke kota mereka.
Dam marah. Ia meneriaki
Taani karena ceroboh meninggalkan buku hariannya di laci meja kelas. Dan buku
harian itu berisi semua yang Dam ceritakan padanya. Dam berjanji tak akan
menyapa Taani lagi hingga Ia benar-benar menyelesaikan permasalahan itu. Taani
berusaha agar teman-temannya tak mempercayai buku harian itu. Bahkan Taani
kembali sengaja meninggalkan buku hariannya, namun dengan cerita yang berbeda,
semua Ia lakukan agar Dam memaafkannya.
Hingga Dam kemudian
bersekolah di Akademi Gajah. Diajarkan pemahaman hidup yang tak melulu
memprsoalkan nilai, tapi meninggikan ilmu. Dam menemukan buku tua di Perpustakaan,
ketika ia dalam masa hukuman karena membuat gaduh asrama di malam hari. Buku
tua itu bercerita tentang suku Penguasa Angin. Itu adalah kisah yang pernah di
ceritakan Ayahnya. Yang membuat Dam paham bahwa kekerasan bukan untuk di balas
dengan kekerasan pula. Dongeng itulah yang membuat Dam dulu, melawan Jarjit
dengan mengajaknya berlomba renang. Agar Jarjit tak lagi menyebutnya pengecut.
Dam penasaran dengan
buku tersebut. Ia tak yakin jika cerita Ayahnya itu bohong. Hal itu kemudian
membuat Dam nekat membawa buku tersebut saat musim liburan tiba, Dam ingin
menunjukkannya pada Ayah. Namun, sesaat sebelum kereta berangkat, petugas
perpustakaan datang menjemputnya, mengambil dengan galak buku yang dikatakan
satu-satunya di dunia itu.
Ayah Dam marah, ketika
Dam tak sengaja menanyakan kebenaran dari dongeng-dongeng ayahnya selama ini.
Ayahnya selalu berkata “Ayah tidak bohong, Dam“. Hal itu membuat Dam berjanji
untuk tidak lagi membicarakan hal itu. Ia percaya bahwa Ayahnya adalah orang
paling jujur, bahkan terlalu jujur seperti kata kepala sekolahnya dahulu.
Tahun terakhir di
Akademi Gajah, tinggal menghitung hari Dam akan melakukan ujian akhir. Hingga
telegram itu tiba di sekolah, kepala sekolah memberitahu Dam agar segera
berkemas. Ia harus pulang, Ibunya di rawat di rumah sakit. Seperti orang
kehilangan arah, Dam mengemasi pakaiannya, menjumpai Ayah dan Ibunya yang
tengah berbaring di ruang ICU.
Ibu Dam mengidap
penyakit serius sejak Dam belum dilahirkan. Tapi Dam tak pernah di beritahu hal
itu. Dam marah pada Ayahnya, karena menurutnya Ayah tak berusaha untuk
menyembuhkan Ibu. Selama ini Ibu hanya dirawat seperlunya, bahkan tak pernah di
rawat sama sekali. Dam yang saat itu membawa uang hasil kerjanya selama di
Akademi Gajah, berjanji akan memberikan perawatan maksimal pada Ibunya.
Ayah Dam hanya
bercerita tentang si Raja Tidur. Bercerita bahwa si Raja Tidur mengatakan, Ibu
Dam tidak akan bertahan lama. Tak mungkin bisa hidup lebih dari dua tahun,
kecuali karena bahagia. Dan jika Ia bisa bertahan samapi saat ini, itu adalah
keajaiban yang luar biasa, dan itu tandanya Ibu bahagia.
Sejak saat itu Dam
berhenti mempercayai cerita Ayahnya. Ibunya meninggal dan Ia tak sempat
memeluknya untuk yang terakhir kali. Wajah ibunya terlihat lelah, bagaimana
mungkin Ibunya bahagia selama ini. Begitu pikir Dam. Sejak saat itu pula
hubungan Dam dan Ayahnya tidak harmonis.
Dam kembali ke Akademi
Gajah. Asrama sudah kosong, teman satu asrama sudah kembali ke kampung
halamannya masing-masing. Dam menerima surat kelulusan tanpa mengikuti ujian.
Bagi kepala sekolah Akademi Gajah, kelulusan bukan ditentukan oleh nilai di
atas kertas, tapi di tentukan oleh kegiatan pendidikan selama 3 tahun, 24 jam
di Akademi Gajah. Dan satu lagi, Dam mendapatkan surat pengantar dari Akademi Gajah.
Surat yang tidak mungkin di tolak oleh univesitas di seluruh dunia.
Dam melanjutkan
kehidupan. Ia membuktikan kesaktian surat tersebut dan berhasil masuk di
jurusan Arsitek di universitas ternama tanpa melalui tes apapun bahkan
perkuliahan sudah dimulai sebulan yang lalu. Rektor universitas itu
mempersilakan Dam bergabung dengan mahasiswa lainnya.
Meski Dam membenci
dongeng-dongeng Ayahnya, Ia tetap tak mampu menyangkal bahwa pemahaman baik
yang ia dapatkan sekarang adalah karena dongeng tersebut. Bahkan karya karya
Dam dalam mendesain bangungan ia banyak terispirasi dari dongeng Apel Mas dan
Penguasa Angin. Daya khayalnya, ia tuangkan dalam sebuah sketsa bangunan.
Hingga akhirnya Ia menjadi arsitek yang hebat.
Dam menikah dengan
Taani, mereka bertemu kembali di universitas yang sama. Zas dan Qon menjadi
cucu yanag menggemaskan bagi Ayah Dam. Ayah Daam sering menceritakan hal
yang smma kepada cucu-cucunya, ddan itu membuat Dam keberatan. Ia tak ingin
cerita bohong Ayahnya meracuni pikiran anaak-anaknya. Karena baginyaz Zas dan
Qon akan di beersarkan dengan pemahamann sebab akibat, bukann dengan
dongeng-dongeng bohong seperti yang ia dapatkan semasa kecil. Hingga akhirnya
Zas dan Qon bertanya mengenai kebennaran cerita kakeknya itu paada
Dam. Karena meerekaa tak menemukan cirri-ciri tempaat atau apapun
yang berkaitan dengan semua cerita kakeknya di internet. Dam semakin
kesal, ia mendesak Ayahnya agar mengaatakan bahwa dongeng-dongeng itu
bohong, agar anak-anaknya berhhenti memncari kebenarannya. Namun Ayah Dam tetap
bersikukuh baahwa Ia tidak berbohong. Dam hilaang kendali, ia meminta
Ayahnnya untuk tak lagi tinggal dirumahnya.
Dam menemukan keanehan
pada laptopnya yang tadi digunakan oleh Zas dan Qon. Mereka mencari
informasai dengan kata kunci Akademi Gajah. Namun pencarian tidak di
temukan. Tak ada hasil untuk kata kunci tersebut. Ia terbelalak, tak
percaya. Karena mesin pencariannya tersambung ke ensiklopedia terbesar
dunia. Akademi Gajah tempat Ia menerima bergbagai bentuk ilmu kehidupan, dengan
surat pengantar khusus yang tak mungkin di tolak oleh universitas manapun di
dunia, tak ada sedikitpun jejaknya di internet. Ia mulai menyesali perlakuan
terhadap Ayahnya.
Keesokan harinya, ia
mendapat kabar bahwa Ayahnya tengah dirawat di sebuah rumah sakit. Semalaman Ia
bercerita di makam Ibu Dam. Semua rasa benci Dam tetiba luruh, ketika melihat
Sang Ayah terbaring lemah di ruang perawatan. Ayah Dam mendongeng untuk
terakhir kalinya. Ia bercerita mengenai Danau Para Sufi yang berkisah tentang
perjalanan Ayah Dam mencari makna kebahagiaan sejati. Hingga akhirnya ia
menemukannya. Kebahagiaan itu bersumber dari hati yang bersih. Hingga
sebagaimanapun sekitar berusaha membuat keruh, ia akan tetap kembali jernih.
Akan tetap bahagia, meski hidup penuh kesederhanaan. Itulah alasan mengapa Ibu
Dam dulu tak ingin hidup bermewah-mewahan. Ia bahagia, dengan keluarga
kecilnya, menyaksikan Dam tumbuh menjadi anak dengan pemahaman yang berbeda.
Pemakaman Ayah Dam di
penuhi lautan manusia. Manusia dari berbagai penjuru dunia seolah tumpah di
pemakaman Ayahnya. Sang Kapten, Si Nomor Sepuluh, bahkan layang-layang besar
seperti yang di ceritakan Ayah Dam dalam dongeng Suku Penguasa Angin pun hadir.
Saat itu ia sadar kepada dirinya bahwa ia telah membenci orang yang salah, ia
menatap kenyataan yang sebenarnya. Dia menyesali tentang apa yang telah ia
lakukan selama ini kepada ayahnya. Karena pada saat itu ia sadar bahwa “Ayahnya bukan seorang pembohong”
...
Gimana? Menarik untuk dibaca bukan? Bagi
kalian yang belum bisa move on dari tayangan sinetron pencuci otak, inilah
merupakan terobosan baru bagi kalian untuk ke jalan yang lurus (0_0). Jujur mimin
setelah membaca ini (pernah) langsung tobat (walaupun akhirnya khilaf lagi
*_*). Hokeh, sekian artikel pertobatan
untuk hari ini. Kalau ada pertobatan terus menerus saya mohon maaf (minta maaf
cara apa ini (T_T)?). Sobat MSG terus dukung perkembangan MS Guild. Kalau tidak sesuai dengan apa yang kalian inginkan kalian bisa komentar melalui kolom komentar di bawah postingan ini ya!!
“jangan
like kalau nggak bermutu, jangan mau sucribe kalau nggak di youtube dan jangan
lupa insyaf kalau lagi khilaf .” Quotes
hari ini (0-0)?
“Keep Khilaf and Stay Cool”
- Admin: <Rinc_> -
#Review
#Ayahku bukan pembohong
#Sinopsis Ayahku bukan pembohong
#Novel Ayahku bukan pembohong
# Baca Ayahku bukan pembohong
#ringkasan cerita Ayahku bukan pembohong
#jalan cerita ayahku bukan pembohong
#novel inspiratif
#novel Tereliye
#novel best seller
#Review Ayahku bukan pembohong
#Download Novel
#Download Ayahku bukan pembohong
#pdf ayahku bukan pembohong
#Review
#Ayahku bukan pembohong
#Sinopsis Ayahku bukan pembohong
#Novel Ayahku bukan pembohong
# Baca Ayahku bukan pembohong
#ringkasan cerita Ayahku bukan pembohong
#jalan cerita ayahku bukan pembohong
#novel inspiratif
#novel Tereliye
#novel best seller
#Review Ayahku bukan pembohong
#Download Novel
#Download Ayahku bukan pembohong
#pdf ayahku bukan pembohong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar